Buser Jurnal Nusantara

Pasar Imlek Semawis Akan Menjadi China Town nya Semarang


Buser jurnalis Nusantara.com||
Dalam rangka menyambut Hari Raya Imlek, Pasar Imlek Semawis biasa terkenal Pecinannya Semarang setiap tahunnya selalu diramaikan dengan bnyk acara. Imlek tahun ini sangat istimewa dimana acara dilakukan 3 hari berturut-turut tanggal 25-27 Januari 2025. Ada banyak acara dari pagi hingga malam, bahkan ada begitu banyak stand kuliner.

Dalam acara pembukaan Pasar Imlek Semawis 2025 tersebut, sangat meriah. Bunda Milenial Kota Semarang juga turut serta hadir dalam acara Pembukaan Pasar Imlek Semawis 2025.
Dyah Pramesti, S.Si.-Teol., S.H., M.Si., selaku Ketua Bunda Milenial Kota Semarang menambahkan terkesan dengan sajian santap malamnya, dimana ada "Harmoni dalam Setiap Sendok". Adapun makna yang terkandung di dalam sajian santap malam yaitu :
Roti Ganjel Rel dan Onde-Onde Wijen, Kedua roti ini merupakan cerminan Akulturasi Semarang. Roti ganjel rel dengan tekstur khasnya, merepresentasikan pertemuan Budaya Jawa dan Belanda.

 Sementara itu Onde-Onde dengan variasi wijen hitam dan putih, melambangkan pertemuan Budaya Jawa dan Tionghoa yang menyatu dalam satu kudapan. Keduanya adalah bukti bahwa Semarang adalah sebuah perpaduan unik dari berbagai tradisi dan rasa.
Nasi Langgi, merupakan warisan leluhur Tionghoa yang melambangkan keberagaman dan keharmonisan. Setiap butir nasi adalah doa untuk rezeki yang melimpah.
Lodeh Salmon, sayur ini mengajak kita untuk merenung tentang keseimbangan hidup, dimana Salmon, si ikan perkasa, kaya akan protein dan omega-3, melambangkan keberanian dan kebijaksanaan. Sementara lodeh menggambarkan kedalaman rasa dari kehidupan. Dalam setiap sendok, kita merasakan perpaduan yin dan yang (konsep dalam filsafat Tiongkok yang menggambarkan dua kekuatan yang berlawanan saling melengkapi), antara bumi dan langit, antara tradisi dan inovasi. Di Imlek 2025 ini, mari kita sambut Tahun Baru Imlek dengan hati yang penuh syukur dan semangat untuk terus belajar dan berkembang.
Tumis Kapri manis yang renyah dan hijau segar melambangkan harapan akan kehidupan yang selalu manis, bertumbuh, dan penuh semangat. Manisnya kapri mewakili kebahagiaan, renyahnya melambangkan semangat juang, dan hijaunya adalah simbol pertumbuhan yang tak pernah berhenti.
Kue Keranjang Kukus Santan adalah simbol persatuan dalam keberagaman Semarang. 
 Proses pengukusan yang menyatukan bahan-bahan beragam, seperti halnya warga Semarang yang berasal dari berbagai latar belakang, namun tetap bersatu dalam satu kota. Manisnya kue ini, merefleksikan harapan akan kehidupan yang harmonis dan penuh kebersamaan.
Gelato Coklat yang lembut dan manis, serta kopi hitam yang pahit adalah cerminan hidup. Keduanya saling melengkapi, menghadirkan perpaduan rasa yang unik, seperti kehidupan kita akan merasakan manis dan pahit, suka dan duka. Namun, dalam setiap sendoknya, kita belajar untuk menikmati setiap momen dan terus melangkah maju.

Dalam acara penutupan, ditutup oleh Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S., M.M. Walikota Semarang terpilih. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan harapan Pasar Imlek Semawis menjadi China Town Semarang seperti China Town di negara-negara lain. (Wartawan DP and Team)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال